Sabtu, 21 Juni 2008

Al-Iftiroq

AL Iftiraq Print E-mail
Sumber : Syeikh Omar Bakri Muhammad
Senin, 20 November 2006
Ada sebuah pemahaman yang melanda umat bahwa tidak ada perbedaan dalam istilah keimanan antara Yahudi, Nasrani dan pemeluk agama lain dengan Islam. Sebagai konsekuensinya mereka semua akan masuk surga bersama-sama. Pemahaman ini didasarkan pada kebohongan dan tidak memiliki landasan dalam Al-Qur`an maupun As-Sunnah. Karena Allah SWT telah berfirman :

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan lain itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS Al An’aam (6) : 153)
Dengan demikian ayat di atas menjelaskan, bahwa hanya ada satu jalan yang harus diikuti untuk mencapai ridla Allah SWT dan jalan tersebut adalah Islam. Seluruh jalan dan agama yang lain adalah jalan yang salah dan menyesatkan seseorang dari jalan yang lurus.

Sebagian umat Muhammad SAW percaya bahwa tidak ada perbedaan diantara kaum Muslimin sehingga sebagai konsekuensinya, kelompok Sunni, Syiah, dan Ahmadis seluruhnya akan masuk surga selama mereka mengucapkan kalimat syahadat, meskipun sering tidak memenuhi ketentuan yang benar.

Mereka menyebutkan bahwa kaum Muslimin seharusnya menjadi satu ikatan persaudaraan sebagaimana mereka memiliki satu Al-Qur`an dan satu Sunnah dan tidak seharusnya terbagi-bagi (tafaruq). Bagaimana pun juga Allah SWT menceritakan situasi yang berbeda :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (QS. Ali Imran (3) : 102-103)

Rosulullah Muhammad SAW lewat riwayat Jabir Ibnu Abdullah bersabda :
“Akan ada generasi penerus dari umatku yang akan memperjuangkan yang haq, kamu akan mengetahui mereka nanti pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin Maryam akan datang, dan orang-orang akan berkata, “Wahai Isa, pimpinlah jamaa’ah (sholat), ia akan berkata, “Tidak, kamu memimpin satu sama lain, Allah memberikan kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa tidak seorang pun akan memimpin mereka kecuali Rosulullah SAW dan orang-orang mereka sendiri.” (HR. Bukhari, hadits no.225 dan Muslim, hadits no.3546)

Dari dua dalil di atas, didapat bukti bahwa telah menjadi sunatullah bahwa ada banyak golongan di kalangan umat. Tidak seorangpun dapat mengingkari fakta ini sebagai bukti, bahkan kenyataannya dewasa ini kita menemukannya lebih jelas. Terlepas dari hal tersebut, kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah mencari jalan yang benar dan mengikutinya.
Jumlah Golongan di Kalangan Umat

Terdapat banyak hadits yang menerangkan kondisi umat, yang akan terpecah kedalam golongan-golongan dan kelompok-kelompok. Sebagian besar dari hadits tersebut menyatakan bahwa umat Islam akan terbagi dalam 73 golongan, tetapi hanya satu golongan yang akan selamat. Semoga Allah SWT menjadikan kita bagian dari golongan yang selamat.
Rosulullah SAW diriwayatkan telah bersabda :
“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 akan masuk nereka. Para shahabat bertanya : “Siapa golongan yang selamat ya Rosulullah?”
Rosulullah menjawab : “Al-Jamaa’ah.”

Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh bahwa Rosulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” (HR. Tirmidzi, Hadits no. 2564)

Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda :
“Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rosulullah SAW menjawab, “ Yang mengikutiku dan para shahabatku.” (HR.Tirmidzi, Hadits no.2565. Juga diriwayatkan dengan kalimat yang sama oleh Abu Salamah dan Abu Hurairoh dalam Kitab Al Fitan dari Sunan Ibnu Majah, hadits no.3981)

Dalam sharah Tirmidzi, Imam Ahwazi berkata :
‘Jawaban dari hadits ini yaitu hadits dari Abdullah bin Amru bahwa, ‘seluruh golongan itu masuk neraka dan satu yang masuk surga’ dan ini menjadi satu bukti dari Rosulullah SAW bahwa Beliau memberitahukan kita hal-hal yang ghaib. Dan golongan yang selamat itu adalah Ahlussunnah wal Jamaa’ah.’

Auf bin Malik meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Yahudi terbagi menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga dan 70 golongan masuk neraka, orang-orang Nasrani terbagi dalam 72 golongan. Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, umatku akan terbagi kedalam 73 golongan , 72 golongan masuk neraka.” Para shahabat bertanya, “Golongan manakah yang selamat ?” Rosulullah SAW berkata, “Al-Jamaa’ah.” (HR.Sunan Ibnu Majah, Hadits no.3982, Kitab Al Fitan)

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaa’ah.” (HR. Sunan Ibnu Majah, Hadits no.3983, Kitab Al Fitan)

Abu Hurairoh meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan.” (HR. Sunan Abu Daud, Hadits no. 3980, Kitab As-Sunnah)

Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata,
“Rosulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, “Millah ini akan terbagi kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” (HR. Sunan Abu Daud, Hadits no.3981 dan diriwayatkan dengan kalimat yang sama oleh Mu’awiyah bin Abu Sofyan dalam Kitab Al-Siyar Sunan Darimi, Hadits no.2406)

Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda :
“Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” (HR.Musnad Imam Ahmad, Hadits no. 16329)

Dari hadits-hadits di atas, telah sangat jelas bahwa akan ada banyak golongan di kalangan kaum Muslimin yang didasarkan pada persoalan aqidah. Juga telah jelas bahwa umat Islam akan terbagi kedalam 73 golongan dan hanya satu golongan yang mengikuti apa yang dibawa Rosulullah SAW. Seluruh golongan yang lain akan masuk neraka. [1][1] Satu-satunya golongan yang selamat akan dikenal sebagai “Al-Firqah An-Najihah” dan juga diberi nama “Al-Jamaa’ah” dan “Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah”. Untuk memahami istilah dan kepada siapa istilah tersebut ditujukan, ini persoalan penting yang akan kita pelajari tersendiri dan kita bahas lebih dalam. [2][2]
Insyaallah.

[1][1] Bahwa mereka akan masuk neraka “bukan” berarti mereka akan tinggal di neraka selamanya. Tetapi, ini berarti bahwa mereka akan dimasukan neraka untuk memperhitungkan (pertanggung jawaban) perbuatan-perbuatan mereka dan penyimpangan keimanan mereka. Sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah hanya dihitung berdasar perbuatan (amal) mereka.

[2][2] Sangat penting untuk mengingatkan kembali pembaca tentang pentingnya memberi nama sesuatu dengan nama-nama yang diperbolehkan Islam dan bukan nama-nama yang keluar dari hawa nafsu kita. Ibnu Taimiyyah berkata, “Menjadi sebuah kewajiban bagi seorang Muslim, jika seseorang bertanya (bagaimana aku harus menamai/memanggil diriku) agar menjawab, Saya bukan Shukaili, bukan Kurfandi, I am a Muslim (Saya adalah seorang Muslim) dan saya mengikuti Al-Qur`an dan As-Sunnah.” (Pada masa itu ada seorang pria bernama Shukaili dan orang-orang yang mengikutinya memanggil diri mereka Shukaili). Kita tidak akan berpaling dari nama-nama yang diberikan Allah SWT kepada kita, ke dalam nama-nama yang dibuat orang dan orang tuanya, yang tidak diizinkan Allah SWT.” (Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Al-Fattawa, Vol 3 Hal.415)

1 komentar:

ayahzaid mengatakan...

Assalamualaikum
Saya sedang mencari hadits perpecahan umat.
Terimakasih atas share ilmunya.
Salam kenal juga...