Minggu, 08 Juni 2008

Memanfaatkan Liburan

Menjadikan liburan lebih bermakna

Waktu adalah modal terbesar bagi seseorang dan merupakan pokok kehidupannya. Karena begitu pentingnya waktu bagi seorang muslim maka Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengannya .Di sebutkan dalam firmanNYA “Demi waktu Ashar”, (Qs. Al-Ashr:1) “Demi waktu Fajar”, (Qs. Al-Fajr:1) “Demi waktu Dhuha”, (Qs. Ad-Dhuha:1) “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari”, Qs. As-Syams: 1) “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)” (Qs, Al-Lail:1), dan lain sebagainya yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’anul Karim.

Biasanya, ketika Alloh subhanahu wata’ala bersumpah dengan sesuatu itu menandakan kemuliaannya. Di antaranya adalah waktu sebagaimana tertera dalam ayat-ayat tersebut di atas.

Namun di balik kemuliaan tersebut banyak manusia yang terlalaikan dan tidak mampu menggunakan waktu tersebut di dalam kebaikan. Hal ini telah menjadi realita yang dapat kita saksikan terutama pada saat para pelajar sedang menjalani masa liburan. Padahal sebenarnya tidaklah waktu itu berlalu kecuali akan mengurangi kesempatan kita untuk beramal lebih banyak. Ketahuilah bahwa tugas kita dalam beribadah kepada Alloh dan iqoomatuddin itu lebih banyak di bandingkan dengan waktu yang tersedia.

Hasan Al-Bashri pernah berkata:

ابن آدم... إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك

“Wahai anak adam sesungguhnya dirimu hanyalah kumpulan dari hari-hari apabila telah berlalu sebahagiannya maka hilanglah sebahagian dari dirimu”

Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata menggambarkan tentang kehidupan, “Tahun adalah ibarat pohon. Bulan adalah cabang-cabangnya. Hari-hari adalah dahan-dahannya. Jam adalah daun-daunnya. Nafas-nafas adalah buahnya. Maka barangsiapa yang tarikan nafasnya berada dalam ketaatan, maka buahnya adalah pohon yang berbuah baik. Dan barangsiapa yang tarikan nafasnya berada dalam kemaksiatan maka buahnya adalah pohon yang buahnya pahit rasanya. Maka buah apakah yang engkau inginkan?

Berangkat dari ini semua maka tidak selayaknya seorang muslim melalaikan waktu luangnya, dan harus selalu terisi dengan aktivitas yang berguna baik di dunia terlebih lagi di akhirat. Dalam hal ini peran para orang tua untuk mengarahkan putra putrinya mengisi masa liburan juga tak kalah penting. Adapun aktivitas yang memungkinkan untuk bisa di kerjakan adalah sebagai berikut:

1. Memperbanyak Tilawatul Qur’an dan Menghafalnya.

Ada sebagian generasi muslim yang mampu melahap beraneka ragam bacaan pada saat liburan. Namun sayang sekali, mereka terlalaikan dengannya hingga enggan untuk membaca Al-Qur’an, lebih-lebih menghafalkannya. Padahal Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan yang mencakup segala sisi kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang tatacara kehidupan manusia, kisah-kisah yang menarik, sains dan lain sebagainya yang banyak tidak di ketahui oleh manusia. Setiap orang yang membacanya akan mendapatkan keutamaan, terlebih lagi menghafalkannya. Rosululloh shollallohualaihi wasallam bersabda:

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. ( HR. Bukhori )

Dan sabda beliau juga:

إقرأواالقرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه

“Bacalah Al-Qur’an karena kelak ia akan memberi syafa’at pada hari kiamat kepada para pembacanya”. ( HR. Muslim )

Adapun tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an dan dia menghafalnya maka dia bersama malaikat yang mulia. adapun yang membacanya dalam keadaan susah payah, maka baginya dua pahala” ( HR. Bukhori )

Demikian pula pada hari kiamat kelak Alloh berkata kepada Shohibul Qur’an: “ Bacalah niscaya derajatmu akan meningkat. Bacalah sebagaimana engkau telah membacanya di dunia. Maka sesungguhnya tingginya derajatmu adalah pada akhir yang engkau baca”

Oleh karena itu maka marilah kita bersemangat untuk membaca Al-Qur’an dan menghafalnya di sela-sela waktu liburan ini. Cobalah membuat target misalnya minimal membaca 1 juz dan menghafal lima ayat setiap harinya. Dengan melakukan itu -atas izin Alloh itu semua akan mendatangkan kebaikan yang banyak bagi kita.

2. Mengkaji Hadits-hadits Nabi

Sesungguhnya diinul islam sampai kepada kita berkat susah payah para ulama yang telah mendahului kita. Mereka berusaha mencari dan memperlajari hadits serta menulisnya dalam bentuk buku dengan usaha yang luar biasa. Hingga di kisahkan bahwa sebahagian dari mereka mengahabiska banyak harta dan menempuh perjalanan jauh serta memakan waktu berbulan-bulan demi untuk mendapatkan keterangan satu hadits yang belum ia ketahui.

Rosululloh shollallohualaihi wasallam bersabda:

تركت فيكم أمرين لن تضل أبدا إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنتي

“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya yaitu kitabulloh dan sunnahku” ( HR. Hakim )

Amirul mu’minin Ali Rodhiallohu anhu berkata:

تزاوروا وتذاكروا الحديث فإنكم إن لا تفعلوا يدرس

“Hendaklah kalian senantiasa mengunjungi ( mencari ) dan mengingat-ingat hadits karena apabila tidak demikian maka niscaya ia akan musnah”

Tamaklah terhadap hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam yang mulia dengan cara membaca dan menghafalnya. Mulai dari yang ringkas, seperti Arba’in An-Nawawi, Riadhus sholihin, hingga bertahap kepada kitab-kitab induk yang lain. Dengan demikian semoga kita bisa meneladani akhlaq dan kepribadian Rosul sollallohu alaihi wasallam dan merupakan wujud penghargaan kita terhadap para ulama yang telah bersusah payah menyusunnya.

3. Silaturrahim.

Mungkin seorang penuntut ilmu pada masa aktif belajar akan beralasan untuk tidak bersilaturrahim, disebabkan kesibukan. Maka masa liburan merupakan kesempatan yang tepat untuk bersilaturrahim. Perlu diketahui, silatruhami merupakan perbuatan baik yang membuahkan berbagai manfaat, di antaranya yaitu silaturahim menumbuhkan rasa kasih sayang dan sarana untuk meraih keluasan rizqi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda:

فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ

“Maka sesungguhnya silaturrohim itu akan menumbuhkan kecintaan pada keluarga dan menambah kekeyaan harta” ( HR. Ahmad )

Selain itu, silaturahim juga merupakan sarana untuk memanjangkan umur. Sebagaimana di riwayatkan oleh imam Ahmad bahwa Rosululloh bersabda:

وإن صلة الرحم تزيد في العمر

“Dan sesungguhnya shilaturrohmi itu dapat menambah umur”

Alangkah indahnya para kerabat yang saling bersilaturrahim dan saling membantu satu dengan yang lainnya dan membuat jadwal khusus untuk mengunjungi saudara-saudara mereka meski hanya dalam hitungan menit.

4. Menguatkan dan menyempurna kan kelemahan dalam mata pelajaran.

Bukanlah sesuatu yang aneh jika ada sebagian pelajar yang memiliki kelemahan dalam mata pelajaran tertentu. Kelemahan dalam pelajaran agama Islam seperti kurang cakap dalam membaca Al-Qur’an atau pun menulisnya, lemah dalam bidang matematika, lemah dalam bahasa asing dan pelajaran-pelajaran lainnya yang menyebabkan ia tertinggal dalam kegiatan proses belajar. Sayangnya sering kita dapati sebagian dari mereka (yang memilki kelemahan dalan mata pelajaran) tidak berpikir untuk memperbaiki kondisi ini. Mereka baru berusaha memperbaikinya ketika mereka memasuki masa ujian, atau ketika di mulai kembali kegiatan belajar mengajar. Padahal masa liburan merupakan kesempatan yang sangat baik bagi siswa untuk menyempurna kan kekurangan dalam materi pelajaran.

5. Menyiapkan Pelajaran untuk Tahun-tahun yang Akan Datang.

Ini merupakan perkara yang sulit di laksanakan. Karena sebagian di antara kita lebih memilih duduk santai dan tidak menghiraukan sedikit pun materi-materi yang akan dipelajari pada tahun-tahun yang akan datang. Padahal persiapan dalam suatu amalan itu sangat menentukan hasil akhirnya. Siapa yang persiapannya matang niscaya hasilnya akan memuaskan dan sebaliknya

6. Mendengarkan Segala Sesuatu yang Bermanfaat.

Baik dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, atau kaset-kaset ceramah yang bermanfaat dan lain sebagainya. Sesungguhnya di dalamnya terdapat banyak kebaikan dan manfaat-manfaat yang besar. Jauhkanlah dirimu dari mendengarkan suara-suara yang diharamkan seperti nyanyian-nyanyian, kata-kata cabul dan kotor, dan segala perkataan yang tidak diridhoi Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya.

7. Rihlah

Di tinjau dari sisi psikologi ternyata refreshing itu sangatlah di butuhkan. Karena ia akan mengembalikan semangat setelah sekian lama menekuni suatu aktivitas yang monoton. Diantaranya adalah dengan melakukan rihlah atau tadabbur alam. Namun ini semua bukan berarti meluangkan setiap keinginan tampa batas. Karena agama islam telah memberikan rambu-rambu dalam masalah ini, diantaranya adalah tidak menjadikan tempat-tempat ma’syiat sebagai sarana refreshing.

Inilah diantara sekian kegiatan yang mungkin bisa laksanakan pada masa liburan agar lebih merma’na dan tidak berlalu begitu saja. Imam syafi’i berkata:

“Kalau aku menghina anjing maka niscaya aku tidak mau untuk menjadi anjing. Dan sesungguhnya aku sangatlah tidak menyukai orang yang menganggur, tidak melaksanakan amalan akhirat, namun tidak juga melakukan amalan dunia”

0 komentar: