Minggu, 08 Juni 2008

Mencari Rizqi Yang Halal

KASBUL MA'ASYI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh:

Uweis Abdulloh

A. Urgensi kasbul ma'asyi

Setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab terhadap apa yang ia pimpin. Sebagai mana sandang pangan adalah sebuah kebutuhan manusiawi maka ia merupakan suatu tanggung jawab yang harus di penuhi oleh setiap pemimpin. Dengan demikian kasbul ma'asyi ( Mencari nafkah ) merupakan sebuah tuntutan yang harus di tunaikan oleh

setiap muslim. Di dalam Al-qur'an dan hadits Rosululloh r kita banyak mendapati motivasi untuk mencari bekal kehidupan dan celaan terhadap orang yang meminta-minta. Di antaranya adalah :

1. Motifasi untuk mencari bekal kehidupan

Alloh I berfirman:

هوالذي جعل لكم لأرض ذلولا فامشوا في منا قبها وكلوا من رزقه وإليه النشور(الملك: )

Perintah untuk berjalan di muka bumi dan memakan rizqi Alloh maksudnya adalah perintah untuk berusaha dalam mendapatkannya. Akan tetapi cara untuk mendapatkannya ada yang baik dan ada pula yang buruk. Namun yang di maksud dalam ayat ini adalah cara yang baik.

Di dalam ayat lain Alloh I berfirman:

يأيهاالين أمنوا إذا نودي للصلاة من يوم الجمعة فاسعو إلي ذكرالله وذروالبيع ذالكم خير

لكم إن كنتم تعلمون( ) فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله

واذكروالله كثيرا لعلكم تفلحون (الجمعة: )

Nash ini menjelaskan agar kita bersegera untuk melaksanakan sholat jum'at dan meninggalkan jual beli. Karena jual beli itu melalaikan dan bias menguntungkan hasil tanpa usaha yang besar. Akan tetapi se usai melaksanakan sholat Alloh I memerintahkan kita agar bertebaran mencari dari karunia Alloh yaitu izqi.

Rosululloh r bersabda:

ما أكل أحد طعاما قط خير من أن يأكل من عمل يده

Ahmad bin Hanbal pernah di tanya perihal seorang lelaki yang hanya duduk di rumah atau masjid sambil berkata: " Aku tak bekerja toh rizqi akan dating sendirinya kepadaku". Imam Ahmad menjawab: Ia adalah orang yang tidak mengetahui ilmu. Apakah ia tidak pernah mendengar Rosululloh r bersabda: "Sesungguhnya Alloh menjadikan rezqi di bawah baying-bayang tobakku". Beliau juga pernah bersabda ketika melihat burung yang terbang " Ia pergi pada pagi hari dalam ke adaan lapar namun ia kembali dalam ke adaan kenyang".

2. Tercelanya meminta-minta

Sabda Rosululloh r :

اليد العليا خير من يدالسفلى

" Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah "

Di hadits lain beliau r bersabda:

لا تزال المسألة بأحدكم حتى يلقى الله وليس في وجهه مزعة الحم

"Tidaklah seseorang itu senantiasa meminta-minta sehingga ia menghadap kepada Alloh I sedang pada mukanya tak berdaging" .

B. Asas kasbul ma'asyi

1. Mencari yang halal dan menjauhi yang haram

Inilah yang seharusnya menjadi perhatian bagi pencari nafkah karena ni'mat dari harta yang kita dapatkan bukanlah terletak pada banyak atau sedikit, akan tetapi secauh mana berkah yang terdapat di dalamnya.

1. Zuhud

Sebagai mana pengertian zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak berharga di kehidupan akhirat, maka para seorang muslim yang baik adalah yang menjadikan dunia sesuatu yang nantinya berguna di akhirat.

Namun zuhud itu sama sekali tidak identik dengan kefakiran dan kemalasan untuk mencari harta, karena intinya adalah menjadikan apa yang ia miliki di dunia menjadi sesuatu yang nantinya berguna di akhirat. Di katakan oleh Al qomah " Puncak orang yang zuhud ada 8 dan yang terdepan adalah Amir bin Abdulloh Attamimi". Seusai perang qodisiah saat kaum muslimin menghitung-hitung harta rampasan perang, tiba-tiba ia dating dengan membawa peti yang sangat besar yang di dalamnya terdapat perhiasan yang lebih berharga dari harta-harta rampasan sebelumnya. Orang-orang yang berkumpulpun menanyainya" Dari mana engkau mendapatkan ini semua..?" Ia menjawab "dari perang anu dan tempat anu". Mereka bertanya: "Sudahkah anda mengambil sebahagiannya..? "Ia menjawab: Semoga Alloh I memberi hidayah kepada kalian..Demi Alloh, kotak perhiasan ini dan seluruh apa yang di miliki oleh raja persi bagiku tidaklah sebanding dengan kuku hitamku. Kalau bukan karena itu adalah hak kaum muslimin niscaya aku tidak akan sudi untuk mengangkatnya dan membawanya kesini.

Dari kisah di atas menunjukkan bahwa zuhud tidaklah meninggalkan dunia, namun mengambil dunia untuk kepentingan kaum muslimin yang nantinya menjadi sesuatu yang berharga baginya di akhirat.

2. Qona'ah

Dengan menerima apa adanya yang telah di berikan oleh Alloh, menjadikan seseorang merasa cukup dan tidak terlena dengan kemewahan dunia. Pada saat Umar bin Abdul Aziz seusai menguburkan jenazah khalifah sebelumnya ( Sulaiman bin Abdul Malik ) tiba-tiba meliau mendengar suara gemuruh yang mendekatinya. Beliau bertanya apa ini..? Mereka menjawab ini adalah kendaraan peninggalan kholifah, di siapkan agar sekiranya anda sudi menaikinya. Beliau memandang dengan sebelah mata dan berkata sambil terputus-putus karena kelelahan semalam suntuk tidak istirahat " Apa urusanku dengan kendaraan ini..? jauhkan ia dariku semoga Alloh I memberkahi kalian dekatkan saja bighol milikku itu, karena itu cukup bagiku.

3. Waro' dan meninggalkan syubhat

Pada suatu ketika Muhammad bin Sirrin membeli minyak dengan harga 40.000 dirham, dengan bayar belakangan. Akan tetapi setelah di periksa tenyata padanya terdapat bangkai tikus yang sudah membusuk. Dia berfikir " Minyak ini di tampung dalam satu wadah dan najisnya tidak hanya di sekitar bangkai itu…jika aku kembalikan pasti akan di jualnya kepada orang lain. Maka ia pun membuang semua minyak tersebut menjadikan ia terbelit hutang dan akhirnya di penjara. Setelah sekian lama di penjara penjaga penjara merasa iba karena ketekunan ibadahnya dan ia menawarkan kepada Muhammad bin Sirrin agar ia pulang pada siang hari dan kembali pada pagi hari, namun ia pun menolak. Penjaga pun bertanya mengapa engkau menolak..? Ia menjawab agar aku tak membantumu dalam mendurhakai pemerintah.

C. Jenis-jenis kasbul ma'asyi pada masa tabi'in/tabi'ut tabiin dan profesi yang paling mulia

1. Berdagang

2. Bercocok tanam

3. Ternak

4. Kerampilan tangan

5. Berperang

Di sebutkan di dalam Fathul Bari bahwa para ulama berbeda pendapat tentang penghasilan yang paling mulia. Al mawardi berkata:" Usul makasib adalah bercocok tanam, berdagang, dan keterampilan tangan. Menurut madzhab Syafi'i yang paling mulia adalah berdagang. Akan tetapi menurut saya adalah bercocok tanam". Adapun menurut Ibnu Hajar Al-Asqolani di atas itu semua ada yang lebih mulia yaitu: Pekerjaan tangan dalam jihad di jalan Alloh, karena di dalamnya terdapat unsur I'lau kalimatillah.

Referensi :

1. Al-qur'anul karim

2. Fathul Bari

3. Minhaajul Qosidin

4. Jejak para tabi'in

5. Al akhlaq Al-islamiyah wa asasuha

6. Mafaahimul qur’an fil aqidati wassuluk

0 komentar: