Minggu, 08 Juni 2008

Peradaban Islam

PERADABAN ITU PERNAH ADA

Rasulullah r menjadi rasul hanyalah dalam waktu 23 tahun. Namun, hasil yang beliau torehkan di dunia ini tidak pernah dapat disaingi oleh manusia manapun. Beliau dapat merubah masyarakat yang dulunya dalam keadaaan jahiliyah (kebodohan) baik dalam ilmu dunia maupun ilmu akhirat menjadi masyarakat yang berilmu.

Tidak hanya orang muslim saja yang mengakuinya namun juga orang non muslim. Bahkan Michael H. Hart (1978) menjadikan Nabi Muhammad nomor satu di dalam bukunya “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah ”. Ini bukan tanpa dasar. Semua ini berdasar sebagaimana yang dia ungkapkan dalam bukunya, mengapa memilih Nabi Muhammad menjadi nomor satu.

Apabila kita membaca sejarah kita dapati bahwasanya beliau lahir pada tahun 570 M di kota Mekkah, bagian agak selatan Jazirah Arabia. Pada waktu itu Makkah merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Bahkan ketika pertama kali islam muncul di sana hanya terdapat belasan orang yang dapat menulis. Ini semua menunjukkan kebodohan masyarakat tersebut.

Namun, berkat ajaran beliaulah pasukan arab dapat menorehkan sejarah penaklukan yang sangat mencengangkan dalam sejarah manusia dan tidak pernah tertandingi. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol. Semua sejarah ini ditorehkan oleh mereka yang mendapatkan ajaran Rasulullah.

Selain itu sejarah penaklukan wilayah tersebut sejarah juga mencatat bahwa islam telah melahirkan ulama-ulama yang berpengaruh terhadap peradaban manusia. Bahkan peradaban Barat membangun sendi-sendinya berdasarkan peradaban Islam yang berdiri di Spanyol hasil kerja keras para ulama Islam di sana. Di Spanyol, kaum muslimin mendirikan banyak perguruan tinggi dan meletakkan dasar teori eksperimen.

Ustadz Muhammad Al-Husaini Rakha berkata, “Spanyol pada masa pemerintahan bangsa Arab menjadi markas seni dan industri, serta mercu suar ilmu pengetahuan. Pada saat yang sama, negara-negara Eropa tenggelam dalam lautan kebodohan. Orang-orang Eropa aktif berinteraksi dengan orang-orang Arab dan menimba ilmu dari mereka serta mengambil manfaat dari peradaban mereka. Para mahasiswa dari seluruh penjuru Eropa berdatangan ke Spanyol dan memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di sana-sini. Setelah masa belajarnya selesai, mereka pulang ke negaranya masing-masing untuk menyebarkan ilmu yang mereka pelajari dari orang-orang Arab. Di antara bukti kebesaran peradaban Spanyol bahwa di Cordova saja terdapat lima puluh rumah sakit, sembilan ratus toilet, delapan ratus sekolah, enam rauts masjid, perpustakaan umum yang memuat enam ratus ribu buku dan tujuh puluh perpustakaan pribadi lainnya.”

Peradaban kaum muslimin di Andalus (sekarang Spanyol) pada waktu itu betul-betul berada di puncak kebesarannya hingga banyak sekali raja-raja Eropa mengirimkan wakilnya untuk menimba ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas Andalus. Selesai kuliah, mereka kembali ke negerinya masing-masing untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di Spanyol.

Tercatat dalam sejarah bahwa George III Raja Inggris, Ghal, Swedia, dan Norwegia pernah menuliskan surat kepada Hisyam III khalifah kaum muslimin di Andalus. Dia bermaksud untuk mengirim putra-putra terbaiknya untuk menimba ilmu-ilmu di negeri Andalus.

Selain fakta di atas ada studi perbandingan yang ditulis oleh penulis Amerika tentang kondisi Eropa secara umum dan kondisi Andalus secara khusus pada era keemasannya. Ia berkata, “Jika matahari telah terbenam, seluruh kota-kota besar Eropa terlihat gelap gulita. Di sisi lain, Cordova (ibukota Andalus) terang benderang disinari lampu-lampu umum. Eropa sangat kumuh sementara di kota Cordova telah dibangun seribu WC umum. Eropa sangat kotor sementara penduduk Cordova sangat perhatian dengan kebersihan. Eropa tenggelam dalam Lumpur sementara jalan-jalan Cordova telah mulus. Atap istana-istana Eropa sudah pada bocor sementara istana-istana Cordova dihiasi dengan perhiasan yang mewah. Para tokoh Eropa tidak bisa menulis namanya sendiri sementara anak-anak Cordova sudah mulai masuk sekolah …!”

Karena peranan Andalus (Spanyol) pada era Islamlah Eropa maju dalam ilmu pengetahuan, seni, dan industri. Dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan seni ke seluruh pelosok Eropa, Andalus tidak membeda-bedakan negara satu dengan negara lainnya. Salah seorang orientalis yang moderat berkata, “Tanpa bangsa Arab dalam sejarah, kebangkitan ilmu pengetahuan dan seni akan mundur ke belakang hingga berabad-abad.”

Sejarah itu pernah tercatat, akankah kita biarkan itu hanya tinggal kenangan tanpa ada keinginan dalam diri kita untuk mengulang sejarah tersebut ? Pertanyaan ini haruslah menjadi cambuk bagi diri kita untuk terus berusaha mengulang sejarah tersebut. ( Frm)

0 komentar: