Minggu, 08 Juni 2008

Senandung perpisahan

Senandung Perpisahan

Renungan

Di hari-hari penghujung bulan Romadhon jiwa ini terasa tergesa-gesa. Banyak bisikan-bisikan dan gangguan. Ingin menggenggam matahari namun tidak juga condong. Seakan tak percaya kalau romadhon akan pergi setelah beberapa hari nanti. Masih segar di ingatan ini akan nikmatnya berpuasa, dan qiyam romadhon ruku’ sujud, bersama orang-orang yang sholeh. Kemarin air mata ini bercucuran menanti Romadhon tiba, namun kini air mata ini bercucuran karena akan berpisah darinya…

Diriku terasa sepi dan hatiku sendirian. Kita telah bertemu Romadhan tapi sebentar…Kita bermunajat bersamanya, namun itu semua seakan hanyalah bisikan…Hati siapa yang tak kan pedih dan pilu jika berpisah, dan siapa yang mampu dalam buaiannya hanya dalam se saat…

Wahai Romadhan kekasihku…engkau sebentar lagi akan pergi

Air mata orang-orang yang mencintaimu mulai berlinang

Hati pun menjadi pilu….

Romadhon mengapa dengan kepergiaamu cahaya-cahaya masjid menjadi

padam…

Mengapa dengan ke pergianmu terpisahlah orang-orang dari sujud di

dalam masjid…

Romadhon…apakah amalanku di terima atau di tolak… ?

Apakah hari-harimu akan kembali lagi…?

Jika engkau datang lagi apakah akau masih hidup atau di liang lahat…?

Hatiku sungguh sedih dan terbelenggu…mungkin inilah malam terakhir

bersamamu wahai romadhon…

Dan aku tidak tahu apakah aku untung atau rugi…

Ya Alloh…sesungguhnya perpisahan sangatlah menyedihkan

Hingga membekas pada jiwa kepedihan dan ke sedihan

Wahai seluruh jiwa….

Beberapa waktu yang lalu engkau telah melakukan sholat, membaca Al’Qur’an dan menunaikan Qiyamul lail, berdzikir kepada Alloh dan ber do’a dengan khusyu’, bershodaqoh, senantiasa berbuat kebaikan dan memper erat silaturrahmi. Beberapa hari yang lalu kita juga sama-sama merasakan ke tenangan jiwa dan eratnya hubungan dengan Alloh.

Ketika kita mendengarkan Al-Qur’an di bulan Romadhon, hati kita tersa khusyu’ air mata kita mulai berjatuhan membasahi pipi, dan iman kita menjadi bertambah lebih khusyu’ dalam ber ibadah kepada Alloh. Kita telah merasakan kenikmatan iman di bulan romadhon dan kita telah mengetahui apa arti sebenarnya puasa. Kita juga telah merasakan nikmatnya menangis dalam bermunajat di bulan romadhon.

Kita telah berpuasa dan merasakan ke nikmatannya, kita telah ber infaq tapi kita tidak takut fakir, dan masih banyak lagi aktifitas telah kita kerjakan di bulan romadhon yang telah meninggalkan kita. Di bulan romadhon, setiap hari kita selalu bergelut dengan ke baikan, hingga kita berharap dengan berkata: “Sungguh indahnya sekiranya aku meninggal dalam keadaan yang baik ini”. Kenikmatan iman dan kelezatan bertaat kepada Alloh muncul pada bulan romadhon.namun semua itu telah berlalau romadhon telah pergi apa yang harus kita lakukan…?

Wahai Romadhon…engkau akan pergi, tidak ada yang tersisa dengan kepergianmu kecuali hanya malam dan siang saja. Bahkan mungkin orang yang meninggalkan sholat kembali tidak melaksanakannya. Orang-orang yang memakan Riba juga kembali memakannya, kembali mendengarkan musik-musik syaitan, kembali menonton tayangan-tayangn yang tidak layak, bahkan kembali kecanduan Rokok…

Wahai Romadhon…tidak ada yang tersisa dengan kepergianmu kecuali siang dan malam, bahkan mungkin kita lupa akan kenikmatan berpuasa, tidak lagi ingat puasa enam hari syawal, tidak juga lima, juga dua, tidak juga tiga hari setiap bulan. Mungkin kita tidak pernah lagi merasakan kenikmatan Qiyam Romadhon. Subhanalloh….di mana kekhusyu’an itu..? Di mana tetesan air mata, sujud dan ruku’…di mana lantunan tasbih dan istighfar…

Wahai Romadhon…tidak ada yang tersisa dengan kepergianmu kecuali hanya siang dan malam. Mungkin kita akan meninggalkan Al-Qur’an yang telah kita baca ayat-ayatnya di waktu fajar tiba, di waktu dzuhur, setelah ashar, siang malam kita membacanya. Namun setelah romadhon pergi berapa banyak ayat Al-Qur’an yang kita baca setiap hari…? Wahai saudaraku…kita harus menangis atas kepergian romadhon. Kita tidak mampu menahan perasaan sedih dan sakit dari kenikmatan iman dan ke ta’atan yang telah pergi begitu saja.

Wahai Romadhon…mengapa engkau pergi begitu saja meninggalakan kami..? Engkau dalah teman yang baik bagi kami, dengan keutamaan Alloh, engkau telah menolong kami, dan kami selalu bersama orang yang membaca Al-Qur’an dan orang yang berpuasa, yang selalu menafkahkan hartanya serta selalu melakukan Qiyam Romadhon. Kami juga selalu bersama orang yang menangis, dan orang yang ber do’a serta orang yang khusyu’.

Wahai Romadhon…engkau kan pergi. Kepergianmu sungguh terasa pahit bagi orang-orang yang sholeh. Mereka sedang menangisimu atas perpisahan dengan kesedihan yang mendalam….

Romadhon…dirimu datang bagaikan semerbak bunga yang

harumSehingga ke sedihan di hatiku sirna dengan kewangiannya

Salam sejahtera bagimu romadhon…jadilah saksi bagi kebaikan yang

telah kulakukan di hadapan Alloh…

Ya, Alloh…terimalah amal kami di bulan Romadhon ini…

Dan ampunilah semua kekurangan dan ke lalaian kami di bulan

Romadhon

Ya, Alloh jadikanlah kami di bulan ini orang-orang yang menang…

Ya, Alloh…kasihanilah segala kelemahan dan kekurangan kami…

Berilah kekuatan kepada kami untuk selalu bisa mengingatmu..

Dan mampu mensyukuri semua nikmat yang telah engkau berikan…

Serta mampu beribadah kepadamu dengan sebaik-baiknya ibadah…

Tidak ada daya upaya dan tiada pula kekuatan bagi kami

Kucuali hanya kepada engkau kami memohon..

Ya, Alloh… muliakanlah agama islam dan semua kaum muslimin

Dan hinakanlah kemusyrikan dan orang-orang musrik…

Ya, Alloh Dzat yang maha melindungi dari semua bahaya dan petaka..

Ya,Alloh Dzat yang maha mengetahui segala rahasia yang tersembunyi

Kami memohon kepadamu ke lapangan bagi semua orang muslim…

Dan kami memohon ke sabaran yang mulia bagi orang-orang yang lemah.

Ya, Alloh berilah rahmatmu kepada orang-orang muslim yang lemah

Dan tidak mampu di manapun mereka berada

0 komentar: