Sabtu, 07 Maret 2009

Gelar Ahlus Sunnah

Sa’id ibnu Jabir menjelaskan Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 103 :
“pada hari perhitungan/keputusan ada orang-orang yang wajahnya putih berseri-seri atau berwajah suram…”

“Hal itu berarti bahwa perbuatan yang paling bagus adalah menjadi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”.

Abdullah ibnu Abbas berkata mengenai ayat tersebut:

“Orang-orang yang berwajah putih berseri adalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan orang-orang yang memiliki wajah suram adalah Ahlul Bid’ah wal Firqoh”
Imam Zuhri berkata:
“Para ahli kami berkata, berpeganglah pada sunnah, maka akan selamat.(Darimi vol.1 hal 45)

Imam Uza’i berkata:
“Lima hal yang dimiliki oleh shahabat yakni berada dalam jama’ah (di bawah Amirul Mu’minin) dan mengikuti Sunnah, mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan kejahatan, jihad di jalan Allah, dan persaudaraan (memelihara ukhuwah)”.

Abu Bakar r.a. berkata:
“Sunnah itu adalah tali agama Allah”
Umar bin Khaththab berkata:
“Seseorang yang mengedepankan akal adalah musuh dari sunnah”

Abdullah bin Umar berkata:
“Barang siapa meninggalkan Sunnah maka ia kafir”.

Sofyan bin ‘Unayna berkata:
“Ada sepuluh hal yang harus dimiliki oleh Ahlus Sunnah, Barang siapa yang meninggalkannya maka ia bukan dari golongan Ahlus Sunnah, yaitu :
1. mereka percaya pada Qodar (takdir baik dan buruk dari Allah)
2. mereka percaya bahwa Abu Bakar adalah Khalifah pertama, setelah itu Khalifah Umar
3. Al-Hawd (Telaga Rasulullah saw. Di Surga)
4. Syafa’at ( pada hari keputusan/hari peradilan)
5. Mizaan
6. Shiraat
7. Iman itu adalah perkataan yang diiringi oleh perbuatan
8. Al Qur’an adalah wahyu Allah
9. percaya adanya siksa kubur
10. percaya adanya hari kebangkitan

Para Ahli Sunnah Wal Jama’ah berkata ketika mereka ditanya,”Bagaimana kita tahu seseorang dari golongan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah?”

Apabila dia memiliki ciri-ciri berikut :

1. Selalu memperjuangkan jama’ahnya
2. Tidak pernah mendustakan para shahabat
3. Tidak pernah memerangi umat (semena-mena terhadap umat)
4. Percaya pada Qodar
5. Tidak ada keraguan tentang iman (mempunyai iman yang kuat) dan iman itu adalah perkataan yang diiringi oleh perbuatan.
6. Tidak berbuat Irja’ (Memisahkan antara keyakinan dan perbuatan)
7. Tidak akan pernah berhenti beribadah
8. Selalu menjaga langkah kaki/aurat
9. Tidak meningggalkan ibadah di samping menegakkan khilafah

BUKU-BUKU AQIDAH

Kitab Al Sunnah: Imam Ahmad bin Hambal (242 H)
Kitab Al Sunnah: Abdullah bin Ahmad (290 H)
Kitab Al Sunnah: Abu Bakar bin Al Athram (272 H)
Kitab Al Sunnah: Ibnu Abi Aasim (287 H)
Kitab Al Sunnah: Muhammad bin Nasr Al Marwazi (294 H)
Kitab Sareeh Al Sunnah: Abu Ja’far al Tahaawie (310 H)
Kitab Al Sunnah: Imam Ahmed bin Muhammad (Imam Al Khallal) (d.311 H)
Kitab Sharh Usul Al Sunnah: ibn Batta Al Akburi (387 H)
Kitab Al Sunnah: ibn Abi Zamneen (399 H)
Semua buku-buku Aqidah tersebut yang ditulis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah disebut Al-Sunnah, hal tersebut untuk menunjukkan bahwa Al-Aqidah itu adalah Al-Sunnah.

Hasan Al-Basri berkata, pada salah satu ayat surat Al-Maidah,
“Ash-Shari’ah itu adalah As-Sunnah”

Ibnu Taimiah berkata:
“Sunnah itu adalah syari’ah”

dan beliau berkata:
“Jika kamu paham Sunnah, maka kamu wajib mengikutinya,…..”

Abdul Rahman bin Mahdi berkata:
“Orang-orang mempunyai derajat yang berbeda, sebagaimana mereka adalah imam dari Sunnah dan Hadits, dan sebagaimana dari mereka imam Hadits bukan Imam Sunnah, seseorang yang merupakan imam Sunnah dan Hadits adalah Sufyan Ats-Tsauri”

15 nama/sebutan bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah

1.Ahlus Sunnah wal Jama’ah
2.Ath-Thaa’ifah Al-Mansuurah (Jama’ah yang menang)
3.Ath-Thaa’ifah Adz-Dzohiroh (Jama’ah yang berkuasa)
4.A’immatul Huda (Imam/Kalangan yang Mendapat Petunjuk)
5.Ahlul Qur‘an Al-Faadhilah (Orang-orang terbaik pada abadnya)
6.Ashaabu As-Sunnah wal Hadits (Orang-orang Sunnah dan Al Hadits)
7.As-Salaf As-Salih (Leluhur/pendahulu yang Saleh)
8.Al-Firqoh An-Naajiyah (Mazhab Yang Selamat)
9.Ahlul Al-Ittibaa’(Orang-orang yang tunduk/patuh/mengikuti)
10.Al-Jama’ah (Jama’ah)
11.Al-Ghurabaa (Orang-orang yang ‘Asing’)
12.Ahlul Al-Athar (Kisah orang-orang Ahlus Sunnah)
13.Jama’atul Muslimin (Muslim di bawah kepemimpinan satu khalifah)
14.Ahlu Al-Ilmi (Orang-orang berpengetahuan)
15.As-Salafiyyah (Salafus Sholeh)

ARTI AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH

1. Umum

Secara umum hal ini berarti berlawanan dengan shi’ah sehingga mereka ini adalah siapa saja yang mengucapkan laa ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah, serta shalat menghadap kiblat

2. Khusus

Secara khusus adalah Rasulullah saw beserta sahabatnya
Hal ini tidak termasuk:
· Al Khawarij
· Shi’ah
· Murji’ah
· Al-Qodariyah
· Al-Jahmiyyah

Siapa Ahlu Sunnah Wal Jama’ah dan dimana mereka?
1. Shahabat
2. Mereka yang mengikuti shahabat
3. Mereka yang mengikuti apa-apa yang disampaikan oleh generasi sebelumnya (yaitu sahabat dan tabi’in yang Ihsan)

Siapa mereka itu?

Ibnu Taimiyyah berkata :
“…..mereka adalah para Shahabat Rasulullah saw, mereka disebut sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah karena mereka selalu mengikuti shari’ah dan jama’ah karena mereka menggalang persatuan meskipun mereka tidak bertemu sekalipun. (Fattawa ibn Taymiyyah vol.13 hal 358)

Abdullah ibnu Amru mengisahkan:

Rasulullah saw bersabda :
“Umat-ku akan mengikuti kaum Bani Israil, sungguhpun jika salah seorang dari mereka menggauli ibunya di depan umum (secara seksual), maka akan ada satu dari umat-ku akan berbuat demikian. Orang-orang Israel akan terbagi dalam 72 golongan, umatku akan terbagi dalam 73 golongan, seluruh dari mereka akan masuk neraka, dan satu dari mereka akan masuk surga. Kami bertanya: ”Siapakah golongan yang selamat itu?” Rasulullah menjawab: “Aku dan Para Shahabatku”.(Tirmidzi 2565)

SIFAT DAN KARAKTER AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH

1. Mereka adalah pemegang tali Allah

Abu Bakar As Siddiq ra berkata:
“Ahlus Sunnah adalah mereka yang selalu berpegang teguh pada tali agama Allah swt. tanpa ada keraguan sedikit pun”

Umar bin Khaththab r.a. berkata:
“Akan ada suatu hari di mana orang-orang akan berdebat denganmu tentang syubhat Qur’an (untuk membuat ta’wil dan Tafsir), maka lawanlah mereka dengan sunnah, orang-orang Ahlus Sunnah wal Jama’ah paham bahwa kitab Allah lebih baik dari apapun (sunan Al Damiri vol.1 hal 49)

2. mereka adalah suri tauladan yang baik, mereka menuntun ke jalan yang benar ( Al-Qudawatus Salihun)

Abdullah ibnu Abbas r.a. berkata :
“Allah swt berfirman: “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri ada pula yang menjadi hitam muram….”(QS. 3:106),

mereka yang wajahnya menjadi putih berseri adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan mereka yang wajahnya muram menjadi hitam adalah Ahlul Firqah wal Bid’ah”. (Tafsir dari ayat(QS.3:106) dalam Tafsir Al-Qurtubi, dan Ibnu Katsir dan Al-Bukhari)

Amru bin Qayis Al-Mulla’i (d. 143) berkata:
“Apabila kamu melihat seorang pemuda berada di antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka ia akan menjadi orang yang baik, dan apabila kamu melihatnya berada di antara orang-orang bid’ah maka jauhkan dirimu darinya, sesungguhnya seseorang yang tumbuh/berada dengan orang-orang yang berilmu mulai dari masa kecilnya (hingga ia dewasa) maka selamatlah dia.” (Al Sharh wal Ibana, hal 133)

Ibnu Shouzab berkata:
“Allah akan memberikan berkah-Nya kepada anak muda atau orang non Arab lainnya, jika mereka mau menjadi teman orang Ahlus Sunnah.”(Al Sharh wal Ibana hal 133-Ubaidullah bin Muhammad bin battah Al Akburi (d.387)

Ayub Al-Sikhtiyaani berkata:
“Satu hal yang paling menggembirakan bagi pemuda atau orang non Arab yaitu bahwa Allah membimbingnya pada orang ‘Alim (berlimu) dari golongan Ahlus Sunnah”. (Sharh usul I’tiqaad Ahlus Sunan-Imam Laal’ikaie vol.1 hal 60 H 30)

Imam Ahmad bin Hambal berkata:
“Sesungguhnya golongan yang menang itu adalah Ahlul Hadits, jika bukan mereka , lalu siapa lagi?”.

Qodi Al-Fudhail bin Iyaad (d.187) menjelaskan pertanyaan Imam Ahmad:
Ahmad berkata bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah kelompok yang menang, dan…..Ahlul Hadits”.
Qodi Iyaad berkata:
“Allah mempunyai empat….bahwa yang akan memajukan negeri adalah orang-orang Ahlus Sunnah”.

3. Mereka tidak menyebut dirinya dengan nama lain selain orang-orang Islam dan Ahlus Sunnah dan Al Jama’ah atau Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Karena Rasulullah saw memanggil nama mereka dengan sebutan seperti itu, Allah berfirman:

”Jika mereka beriman pada apa yang telah kamu beriman kepadanya sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada di jalan yang salah”.(QS.2:137)

Ibnu Abbas berkata:
“Barang siapa yang menyebut dirinya dengan nama satu aliran atau nama paham baru (selain Islam), maka berarti ia telah keluar dari agamanya (Islam) ”.(kitab Al Sharh hal 137)

Qadi Iyaad menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Imam Malik, ”Siapakah itu Al Sunnah?” Imam Malik berkata: “orang yang tidak mempunyai gelar yang mereka ketahui, bukan jahmis, bukan rafidis, bukan…..(Tartib Al Madarik, vol.1 hal 72)

Ibnu Qayyim mengisahkan tentang seorang laki-laki yang bertanya pada Imam Ahmad tentang Ahlus Sunnah.

Imam Ahmad berkata: “Seseorang yang tidak menyebut namanya kecuali Al-Sunnah maka ia dari golongan Al- Sunnah’. (Madarik Al-Salikiin-Ibnu Qoyyim, vol.3 hal 174)

Imam Malik bin Moghoul (d.159 H) berkata:
“Jika seseorang memanggil dirinya sendiri dengan panggilan sesuatu yang selain dari apa yang diajarkan Islam atau As- Sunnah, maka sesungguhnya dia telah memanggilnya dengan panggilan ajaran/agama (selain Islam) sesuai dengan agama yang kamu ingini”. (Al-Durr Al-Manthsur-Imam Al-Suyuti vol.2 hal 63) dan (kitab Al Sharh hal 137) dan (kitab Al Sharh-Al Laalikaie vol 1hal 62)

Diberitakan oleh Imam Maimun bin Mahran (d. 117 H) berkata:
“Sungguh berani dirimu jika engkau menyebut dirimu dengan nama selain dari Al-Islam”. (kitab Al-Sharh ibnu Battah Al-Akburi hal 137)

4. Mereka selalu mengikuti sunnah, mereka tidak mengikuti bid’ah

Al Fudhayl bin Iyaad (d.187 H) berkata:
“Aku pernah bersama dan bertemu dengan seluruh orang-orang terbaik, mereka dari Ahlus Sunnah dan mereka semua melarang kamu untuk mengikuti bid’ah.(kitab Al-Sahrh wal Ibana hal 153)
Jadi ciri mereka adalah mengikuti As-Sunnah, dan melarang orang-orang untuk mengikuti bid’ah.
Orang-orang mendekati Abu Bakar dan Bertanya,”Terdapat banyak Sunni, Siapakah Sunni itu?” Abu Bakar bin ‘ashaah (d.194 H) berkata:
“Sunnni adalah orang yang jika kamu berbicara tentang hawa, maka hal tersebut tidak menjadi masalah baginya” (mereka tidak mengikuti hawa nafsu).(Kitab Al I’tiqaad-Al Imam Al Laalikaie vol 1 hal 65)

Karena hal tersebut tidak mempengaruhinya apapun yang kamu katakan tentangnya dari hawa, entah itu nasionalisme, rasisme dan sebagainya, karena ia tahu bahwa ia adalah Muwahhid (orang yang kuat tauhidnya).
Ayub Al-Sakhtiyaani (d.131 H-tabi’) berkata pada Umarah bin Zaa zan:

“Jika seseorang itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, jangan tanyakan padanya , bagaimanapun keadaannya”. (kitab Al-I’tiqaad-Al Imam Al Laalikaie vol 1 hal 60)

Mereka bertanya padanya tentang siapa Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ibnu Taymiyyah berkata:
“Mereka adalah umat yang terbaik dan tertinggi, dan mereka adalah orang yang berada di jalan yang lurus, orang-orang yang benar dan adil, dan mereka melarang bid’ah dan mereka hanya pengikut-pengikut yang haq”.(Majmu Al-Fattawa, vol.3 hal 368-369)

5. Mereka adalah Al-Ghurabaa’ (dan Al-Taa’ifah Al-Zaahirah dan Al Firqotul Naajiyah)

Mereka tidak mengajak kepada persatuan dengan siapa saja yang batil dan yang menyimpang, karena mereka ada di pihak yang benar, mereka mengajak agar kita berpegang pada tali agama Allah, karena itulah yang akan menyebabkan persatuan

Imam Hasan Al-Basri berkata:
“Sunnahmu yang berasal dari Allah akan selalu benar, perbedaan antara siapa yang (halus)…dan yang kasar, berpegang teguh pada sunnah (shari’ah). Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah golongan yang jumlahnya kecil dan besok akan menjadi lebih kecil, mereka bukanlah orang yang suka berlebih-lebihan, bukan juga orang yang rasionalis (mendewakan akal) dan bukan golongan bid’ah. Berpeganglah pada sunnah”.(Sunan Al Damiri vol.1, hal 72, Hadits no. 218)

Sofyan Ats-Tsauri (d.161 H) berkata:
“Jagalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan baik, karena mereka adalah Al-Ghurabaa’, jika kamu mendengar bahwa ada seseorang di Timur dan seseorang di Barat, maka orang Sunnah akan mengirimi mereka berdua salam. Sungguh luar biasa Ahlus Sunnah wal Jama’ah.(Al-Imam Al-Laalikaie-kitab Usul Al-I’tiqaadie vol 1 hal 64)

Sofyan Tsauri dikenal sebagai ahli tafsir. Beliau mengumpulkan tafsir dari Ibnu Abbas r.a.

Abdullah bin Mubarak (d.181 H) berkata:

“Ketahuilah, bahwa aku melihat kematian hari ini merupakan karomah bagi setiap muslim yang bertemu Allah, melalui Sunnah (Shari’ah). Kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Kepada Allah kita mengadu tentang isolasi kita dari yang lainnya, dan kebanyakan Ikhwan dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah meninggal dunia, dan orang-orang bid’ah mulai bermunculan, kepada Allah kita memohon agar kita dipermudah, ketika Bid’ah mulai bermunculan dan ulama’ mulai menghilang”.(Al-Imam Ibnu Wadhaah-kitab Al-Bida’ hal 39)

6. Ihyaa Faridhatul Jihad wal Muna Fahah (mereka selalu membangkitkan/menghidupkan kembali semangat jihad dan mengajak kebaikan dan melarang kejahatan).

Ahlus Sunnah wal Jama’ah satu-satunya yang percaya bahwa hukum asal tentang darah dan kekayaan dari orang-orang kafir adalah halal bagi muslim, kecuali oleh “Imaan” (jika mereka memeluk Islam) atau “amaan” (perjanjian perlindungan).
Jabir bin Abdullah mengisahkan:

‘Rasulullah saw. bersabda:
“Akan ada generasi penerus dalam umatku, yang akan memperjuangkan yang haq, kamu akan mengetahui mereka nanti pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin Maryam akan datang, dan orang-orang akan berkata, ”Oh Isa, Pimpinlah jama’ah (sholat), “ia akan berkata : “ Tidak, Kamu memimpin satu sama lain, Allah memberikan kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa tidak seorang pun akan memimpin mereka kecuali Rasulullah saw. dan orang-orang mereka sendiri”. (Muslim 3546)

Uqbah bin Amir mengisahkan:
“Rasulullah saw. berkata: “Akan selalu ada bagian kecil yang selalu berjuang di jalan Allah, mereka akan selalu memberikan… pada musuh, hal tersebut tidak akan merugikan mereka, bagaimanapun tidak setuju dengan mereka, sampai hari kiamat mereka akan tetap berlanjut seperti ini”.(Muslim)

Rasulullah saw. bersabda:
“Akan selalu ada kelompok dari umat yang akan memperjuangkan yang haq, sampai pada akhirnya dari mereka akan melawan dajjal”.

Salamah bin Kaffay berkata:
“Aku duduk bersama Rasulullah saw. aku berkata : “Oh Rasulullah, orang-orang melepaskan pelana dari kuda-kuda mereka, dan meletakkan senjata, dan mengatakan tidak ada jihad”. Rasulullah saw. marah dan berkata: ”Mereka adalah pembohong, sekarang perang dimulai, akan ada penerus dari umatku, dan mereka akan membela kebenaran, Allah akan membelokkan hati orang-orang yang dikehendaki, dan akan ada orang-orang yang beruntung dari mereka pada hari kiamat nanti, dan kuda-kuda Allah kebaikan akan terikat dengannya sampai hari kiamat. Dan itu ditampakkan padaku bahwa aku akan meninggal dunia dan aku akan bersama kalian, dan kalian akan mengikuti aku satu persatu, waktu demi waktu kamu akan dibelokkan dari mengikuti aku dan kamu akan saling membunuh, dan mereka yang beriman akan kembali ke Al-Sham”.(Musnad Imam Ahmad dan Al-Nasa’i dan Al-Baani (sahih).

Hal ini pada waktu Fathu Mekkah di Syam akan ada pertentangan antara muslim dan Yahudi di mana dajjal akan datang. Wallahu ‘alam bisshowab !


0 komentar: