Selasa, 28 Juli 2009

I'DADUL QUWWAH

A. Muqaddimah
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah swt sebagai Rabb yang menguasai langit dan bumi. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah l maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah l maka tidak seorangpun yag bisa memberinya petunjuk. Shalawat serta salam kepada nabi Muhammad  sebagai hamba dan rasulnya, keluarga, para sahabat dan siapa saja yang masih tetap konsisten dalam meniti jalan hidup di atas jalan yang beliau contohkan
Akhir-akhir ini gelora jihad terutama dikalangan para pemuda makin semarak. Berbagai macam slogan baik secara lilsan atau tulisan tersebar dimana-mana. Fenomena ini di satu sisi memang menandakan adanya perkembangan positif dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya yang mana seseorang harus sembunyi-sembunyi dalam menyebarkan fikrah jihad. Namun perlu diimbangi dengan kesadaran bahwa amaliah jihadiah bukanlah suatu amalan yang mudah laksana membalikkan telapak tangan. Syaikh Abdullah azzam rahimahullah berkata:
إِنَّ الْجِهَادَ فِي سَبِيْلِ الله هُوَ مِنْ أَشَقِّ الْأُمُورِ لَا يَحْتَمِلُهُ إِلَّا قَلِيْلٌ مِنَ النَّاسِ
"Sesungguhnya jihad dijalan Allah adalah merupakan urusan yang paling berat. Tidak ada yang mampu memikulnya kecuali hanyalah sebahagian kecil dari manusia".

Jihad haruslah diawali dengan i'dad yang merupakan penentu keberhasilan. Allah l telah mewajibkannya di dalam al-qur'an demikian juga Rasulullah  di dalam sunnahnya. Barang siapa yang meninggalkan i'dad sebelum nenunaikan faridhah jihad pada hakikatnya ia meninggalkan sebab datangnya kemenangan. Karena ia tidak memenuhi tuntutan tawakkal yaitu ikhtiyar. Padahah amaliyah jihadiah adalah suatu amalan yang berlandaskan kepada tawakkal kepada Allah l atas resiko yang akan terjadi.
Makalah dengan judul I'DADUL QUWWAH URGENSI DAN JENIS-JENISNYA ini, akan sedikit menguraikan permasalah I'dad yang meliputi urgensi dan jenis-jenisnya. Dan tentunya tulisan ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu perlu adanya koreksian dari pembimbing dan pembaca sekalian agar bisa menjadi lebih baik dan layak untuk dijadikan wawasan keilmuan.

B. Urgensi I'dad
I'dad merupakan pintu yang harus dilewati oleh seseorang sebelum menuju kapada faridhah jihad. Ia menjadi suatu perkara yang sangat urgen berdasarkan kepada dua alasan:
1. I'dad adalah ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah l dan Rasulnya n.
Allah l telah menetapkan syari'at I'dad dengan firmannya:
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)". (Qs. Al-Anfal: 60)
Ayat ini menyebutkan tentang kewajiban I'dad yang kemudian diperjelas dengan hadits Rasulullah n yang diriwayatkan oleh imam muslim dari uqbah bin amir ia berkata, saya mendengar Rasulullah n bersabda di atas mimbar:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah sesungguhnya kekuatan adalah melempar, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar, kekuatan itu adalah melempar".
Allah l juga berfirman:
وَلَوْ أَرَادُواْ الْخُرُوجَ لأَعَدُّواْ لَهُ عُدَّةً وَلَـكِن كَرِهَ اللّه انبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُواْ مَعَ الْقَاعِدِينَ
"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. Dan dikatakan kepada mereka: Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu". (Qs. At-Taubah:46)
Di ayat lain Allah l juga berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا
"Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama". (Qs. An-Nisa': 71)
Imam Asy-Syaukani berkata: "dikatakan bahwa ma'na ayat ini adalah, perintah bagi mereka untuk mengambil (mempersiapkan) senjata karena padanya terdapat perlindungan".
Adapun hadits-hadits Rasulullah n yang berkaitan dengan motivasi untuk melakukan i'dad diantaranya adalah hadits berkenaan dengan jenis-jenis binatang tungggangan yang terbagi menjadi tiga. Salah satunya adalah kuda tunggangan yang mendatangkan pahala bagi pemiliknya. Beliau bersabda:
فَأَمَّا الَّتِي هِيَ لَهُ أَجْرٌ فَالرَّجُلُ يَتَّخِذُهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَيُعِدُّهَا لَهُ فَلَا تُغَيِّبُ شَيْئًا فِي بُطُونِهَا إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْرًا
"adapun kuda tunggangan yang berupa pahala bagi pemiliknya adalah yang dipelihara oleh seseorang di jalan Allah. Dan ia sengaja menyiapkan untuknya. Maka tidak sesuatupun yang ada diperutnya keculi Allah l akan mencatat padanya pahala". (Hr. Muslim)
Dan di hadits lain beliau n bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالرَمْيِ ، فَإِنَّهُ خَيْرُ لَعْبِكُمْ
"hendaklah kalian berlatih melempar, karena ia adalah sebak-baik permainan kalian". (Hr. Tabhrani)
Dan sabdanya juga:
مَنْ عَلِمَ الرَّمْيَ ثُمَّ تَرَكَهُ فَلَيْسَ مِنَّا أَوْ قَدْ عَصَى
"barang siapa yang padai melempar kemudian meninggalkannya, maka tidak termasuk golongan kami atau telah membangkang". (Hr. Muslim)
2. I'dad adalah faktor terbesar penentu kemenangan.
Allah l senantiasa mengaitkan suatu keberhasilan dengan kesusah payahan dan usaha maksimal yang dilakukan oleh seseorang. Sebagaimana Rasulullah n bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ
"sesungguhnya besarnya balasan (keuntungan) tergantung besarnya ujian". (Hr. Ibnu Majah)
Dan Allah l juga telah menjelaskan bahwa gentarnya musuh akan terjadi akibat usaha I'dad maksimal yang dilakukan oleh kaum muslimin. Sebagaimana firmannya: "yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu". Kegentaran musuh ini adalah merupakan hasil dari usaha i'dad yang disebutkan pada potongan depan ayat tersebut. Yaitu :
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْل
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang". (Qs. Al- Anfal: 60)
Sehingga dengan demikian para sahabat rasulullah n sebagai mana Abu bakar dan umar senantiasa berpesan kepada kaum muslimin yang akan berangkat berjihad untuk mengawalinya dengan memperbanyak amal shaleh. Hal ini dikarenakan ia adalah faktor kemenangan. Mereka mengatakan:
إِنَّمّا تُنْصَرُوْنَ بِأَعْمَالِكُمْ
"sesungguhnya kalian itu akan dimenangkan karena amal-amal kalian".
Secara logika tentunya suatu pekerjaan yang diawali dengan persiapan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang lebih memuaskan. Begitu juga sebaliknya. Sehingga kalau kita mencermati sejarah perjalan jihad yang dilakukan oleh Rasulullah n dan para sahabat  selalu diawali dengan I'dad. Meski ia merupakan suatu amal kewajiban yang mulia, dan Allah l telah menjanjikan kemenangan atas tentaranya, namun bukan berarti boleh meninggal faktor-faktor penyebab kemenangan. Dan merupakan sunnatullah bahwasanya suatu amalan meskipun ia adalah kebaikan namun tidak tersusun dengan rapi, maka akan terkalahkan dengan kekuatan yang tersusun dengan rapi meski ia adalah kebatilan yang nyata. Aliy  berkata:
الْحَقُّ بِلَا نِظَامٍ غَلَبَهُ الْبَاطِلُ بِالنِّظَامِ
"Kebenaran yang tidak tertata rapi akan terkalahkan denga kebatilan yang tertata rapi".
C. Bentuk-bentuk I'dad
Gambaran I'dad secara gelobal mencakup segala aspek terbagi menjadi dua. Yaitu I'dad ma'nawiy dan I'dad madiy. Masing-masing dari pembagai tersebut mempunya perincian sebagai berikut:
1. I'dad ma'nawiy
I'dad ma'nawi adalah persiapan yang berkaitan dengan pembentukan integritas kepribadian seseorang. Dan ini mencakup tiga hal, yaitu pembentukan keimanan, fikroh dan akhlaq.
a. Pembentukan keimanan
Keimanan akan terbentuk dengan senantiasa memperbanyak amal shaleh. Semakin banyak amal yang dilakukan oleh seseorang maka akan semakin menghunjam keimanan pada dirinya. Sebagaimana tabi'at iman adalah bertambah dan berkurang, ia akan bertambah dengan memperbanyak amal keta'atan dan berkurang dengan kema'syiatan.
Allah l sering menyandingkan keimanan dan amal shaleh dalam banyak ayat di dalam al-qur'an. Diantaranya adalah firmannya:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa". (Qs. An-Nur: 55)
Oleh karena itulah para sahabat senatiasa berpesan kepada pasukan yang akan berangkat berjihad untuk memperbanyak amal shaleh.
إِنَّمّا تُنْصَرُوْنَ بِأَعْمَالِكُمْ
"sesungguhnya kalian itu akan dimenangkan karena amal-amal kalian".
Kekuatan iman yang menghunjam pada diri seseorang akan menjadikan dirinya teguh dalam menghadapi coba'an berat yang akan ia hadapi di medan pertempuran. Sebagaimana jihad adalah suatu amalah yang penuh dengan resiko dan kepayahan.
b. Pembentukan fikroh
Pembentukan fikroh sangatlah penting ditengah-tengah kondisi masyarakat yang banyak tercemari oleh finah syubhat. Terutama dalam masalah jihad kita dapatkan berbagai pengkaburan ma'na dari yang sebenarnya. Sedangakan amaliah jihadiah sangatlah memerlukan adanya penyatuan fikrah, karena penyimpangan yang terjadi, justru akan menjauhkan seseorang dari tujuan jihad yang sebenarnya serta mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak selayaknya dilakukan.
Dan tentunya seseorang akan terdorong untuk melakukan suatu amalan sesuai dengan fikrahnya. Hal ini sebagaimana terori psikologi pendidikan yang dikemukakan oleh ibnu qoyyim al-jauziah, beliau berkata:
مَبْدَأُ كُلِّ عِلْمٍ نَظَرِيِّ وَعَمَلٍ اخْتِيَارِيٍ هُوَ الْخَوَاطِرُ وَالْأَفْكَارُ. فَإِنَّهَا تُوْجِبُ التَّصَوُّرَات وَالتَّصَوُرُاتُ تَدْعُو إِلَى الإِرَادَات وَالْإِرَادَاتُ تَقْتَضِي وُقُوع الْفِعْلِ, وَكَثْرَةُ تِكْرَارِهِ تُعْطِي الْعَادَةَ
"awal mula dari suatu ilmu (terori) dan amal perbuatan adalah perasaan dan fikiran. Ia akan membentuk suatu persepsi, dan persepsi akan medorong seseorang untuk berkeinginan, dan keinginana akan mendorong seseorang melakukan suatu tindakan. Dan tindakan apabial diulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan".
Adapun sarana yang bisa digunakan untuk pembentukan fikroh adalah:
 Halaqoh-halaqah ta'lim
Melalui halaqah-halaqah majelis ta'lim seseorang akan mendapatkan bimbingan tentang fikrah yang benar. Dan dalam pembinaan tersebut, telah ditetapkan meteri panduan sesuai dengan jenjang masing-masing.
 Ma'had (Pondok pesantren)
Ma'had adalah sarana paling efektif untuk pembentukan fikrah. Hal ini dikarenakan pengontrolan terhadap para kader dapat dilakukan secara ketat.
c. Pembentukan Akhlaq
Sebagai sosok mujahid yang memikul beban amalan yang paling mulia, tentunya juga harus mempunyai bekal akhlaq yang mulia pula. Baik akhlaq yang menyangkut hubungan seorang hamba kepada rabbnya atau hubungan antar sesama manusia. Akhlaq adalah suatu reaksi spontan yang muncul dari diri seseorang tanpa haru difikir atau direncanakan terlebih dahulu. Tentunya akahlaq ini merupakan efek dari nilai-nilai kebaikan yang tertanam pada diri seseorang dan senantiasa diulang-ulang hingga menjadi akhlaqnya.
Sa'id hawa di dalam kitab beliau "jundullah tsaqofatan wa akhlaqan" mengelompokkan akhlaq dasar yang harus dimiliki oleh setiap jundullah menjadi lima. Yang mana akhlaq-akhlaq lainnya hanya merupakan bahagian darinya. Lima akhlaq dasar Itu adalah: Al-Wala' (loyalitas), Al-Mahabbah (Kecinta'an), Dzillatun Alal Mu'minin (merendahkan diri kepada sesama muslimin), dan Al-Izzah Alal Kafirin (Memuliakan diri dihadapan orang-orang kafir)
Inilah lima akhaq pokok yang harus dimiliki oleh jundullah dan menjadi ciri khusus bagi dirinya.
2. I'dad maadiy
I'dad ini meliputi masalah pembentukan tandzim, keterampilan mengoperasikan senjata serta pendana'an dan perlengkapan persenjataan.
a. Pembentukan tandzim
Allah l berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu". (Qs. An-Nisa: 59)
Berkata syaikhul islam Ibnu Taymiyah: "wajib untuk diketahui bahwa kepemimpinan bagi manusia merupakan perkara paling penting. Karena dunia dan agama tidak akan tegak kecuali dengannya. Dan maslahat bagi manusia tidak akan terpenuhi kecuali dengan terkumpulkannya kebutuhan antara satu dengan yang yang lainnya. Dan bagi setiap perkumpulan mewajibkan adanya pemimpin sehingga Rasulullah n bersabda: "apa bila tiga orang keluar untuk bersafar maka salah satu haruslah menjadi imam". Dan diriwayatkan Imam Ahmad di dalam musnad dari abdullah bin amru bahwasanya nabi bersabda: "tidak halal bagi tiga orang yang berada di salah satu belahan bumi kecuali salah satunya harus menjadi pemimpin bagai mereka". Rasulullah n mewajibkan bagi seeorang untuk memimpin dalam sekumpulan kecil sebagaimana dalam safar sebagai bentuk peringatan bagi setiap perkumpulan. Demikan juga Allah l telah mewajibkan Amar ma'ruf Nahi mungkar yang mana itu semua tidak mungkin terlaksana kecuali dengan kepemimpinan dan kekuatan. Begitu juga segala yang diwajibkan oleh Allah l seperti jihad, menegakkan keadilan, haji, jum'at, ied, dan membantu orang yang terdzolimi".
Dengan demikian dapat kita fahami bahwa I'dad dengan cara pembentukan tandzim merupakan perkara penting yang tidak boleh diabaikan. Sampai-sampai Umar bin Khattab pernah berkata:
يَا مَعْشَرَ العَرَب الْأَرْضُ الْأَرْضُ إِنَّهُ لَا إِسْلَامَ إِلَّا بِالْجَمَاعَةِ وَلَا جَمَاعَةَ إِلَّا بِالْإِمَارَةِ وَلَا إِمَارَةَ إِلَّا بِالطَّاعَةِ أَلَا مَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى فِقْهٍ كَانَ ذَالِكَ خَيْرًا لَهُ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ ذَالِكَ هَلَاكًا لَهُ وَلِمَنْ اتَّبَعَهُ
"wahai orang-orang arab. Dunia, dunia, sesungguhnya tidak ada islam kecuali dengan berjama'ah. Dan tidak ada jama'ah kecuali dengan kepemimpinan. Dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan adanya keta'atan. Ketahuilah barang siapa yang mayoritas kaumnya berada diatas ilmu maka yang demikian itu adalah kebaikan baginya. Dan barang siapa yang mayoritas kaumnya tidak berada di atas ilmu maka itu adalah kehancuran bagi dirinya".
Ada sebahagian kaum muslimin yang menganggap tandzim dalam suatu amal islami adalah perbuatan bid'ah. Mereka berhujjah dengan hadit Hudzaifah ibnul yaman yang berbunyi:
فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

"Dan apabila tidak ada jama'ah dan imam? Beliau bersabda: maka jauhilah firqoh-firqoh tersebut meski harus denga menggigit batang pohon hingga kematian datang menghampirimu". (Hr. Muslim)
Bantahan untuk pendapat ini adalah sebagai berikut:
Kelompok yang dimaksud oleh Rasulullah n untuk dijauhi adalah kelompok sesat sebagai mana sebagai mana dapat difahami melalui potongan hadits sebelumnya yang berbunyi:
دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ
"Da'i-da'i yang menyeru kepada pintu-pintu neraka jahannam".
Dan didapatkan pula di hadits-hadits lain yang merupakan pengecualian dari larang secara umum tadi sebagaimana hadits beliau n:
وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
"dan sesungguhnya agama ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang tujuh puluh dua didalam neraka sedangkan yang satu di dalam jannah, dan ia adalah jama'ah". (Hr. Abu dawud)
Dan sudah barang tentu bahwa firqoh najiah ini tidak masuk di dalam keumuman larangan Rasulullah n sebagaimana yang diriwayatkan oleh Hudzaifah ibnul yaman di depan tadi. Rasulullah n juga bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"akan senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang senantiasa berperang diatas panji al-haq, dan mereka nampak sampai pada hari kiamat". (Hr. Muslim)
b. Keterampilan Militer
Keterampilan militer meliputi kecakapan fisik, pengoperasian senjata, dan strategi perang. Ini semua haruslah dimiliki bagai setiap kaum muslimin yang akan menunaikan faridhah jihad. Banyak kita dapatkan motivasi dari Rasulullah n berkenaan dengan keterampilan militer tersebut. Diantaranya adalah sabda beliau n :

عَلَيْكُمْ بِالرَمْيِ ، فَإِنَّهُ خَيْرُ لَعْبِكُمْ
"hendaklah kalian berlatih melempar, karena ia adalah sebak-baik permainan kalian". (Hr. Tabhrani)
Dan sabdanya juga:
مَنْ عَلِمَ الرَّمْيَ ثُمَّ تَرَكَهُ فَلَيْسَ مِنَّا أَوْ قَدْ عَصَى
"barang siapa yang padai melempar kemudian meninggalkannya, maka tidak termasuk golongan kami atau telah membangkang". (Hr. Muslim)
c. Pendana'an dan perlengkapan senjata
Setiap kali Rasulullah n hendak melakukan amaliah jihadiah, beliau senantiasa menghasung para sahabat untuk mempersiapkan pendana'an dan persenjataan. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah n sebelum melakukan perang tabuk. Ketika sampai kabar kepada kaum muslimin bahwa romawi akan menyerang kaum muslimin, para sahabat berbondong-bondong menginfakkan hartanya. Datanglah Utsman bin Affan  dengan menginfakkan 200 ekor onta dan 200 uqiyah. Kemudia ia berinfak lagi untuk kedua kalinya dengan 100 ekor onta dan 1000 dinar. Sampai-sapai Rasulullah n bersabda:
مَا ضَرَّ عُثْمَانَ مَا عَمِلَ بَعْدَ الْيَوْم
"tidak akan membahayakan Utsman apa yang ia lakukan setelah hari ini"
Kemudian datanglah Abdurrahma bin Auf dengan membawa 200 uqiyah emas, dan Abu Bakar dengan menginfakkah seluruh harta yang ia miliki dan ia tidak menyisakan untuk keluarganya kecuali Allah l dan rasulnya n , Umar bin Khattab menginfakkan separuh dari hartanya, Al-Abbas, Thalhah, dan Sa'ad bin Ubadah, mereka semua datang dengan membawa harta yang banyak.
D. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
 I'dad merupakan perkara penting dan menjadi pintu bagi seseorang sebelum menunaikan faridhah jihad.
 Jihad dianggap perkara yang sangat urgen berlandaskan dua alasan yaitu: I'dan merupakan kewajiban yang diperintahkan secara langsung oleh Allah l dan Rasulnya n, demikian juga I'dad merupakan sebab terbesar datangnya kemenangan dari Allah l atas musuh-musuh islam.
 Secara global I'dad terbagi menjadi dua. Yaitu I'dad ma'nawi dan I'dan maadiy dengan perincian sebagai mana telah disebutkan sebelumnya.
E. Referensi
1. Al-Hikmah fid da'wah ilallah, karya Said bin Aliy bin Wahf al-qahtaniy
2. Al-Muslimun wat-tarbiyah asykariyah, karya Khalid Ahamad Asy-Syaltut
3. Jundullah tsaqofatan wa akhlaqan, karya Said Hawa
4. Majmu' fatawa Syaikhul islam Ibnu taymiyah, karya Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim Al-Ashimiy
5. Hukmul jihad, karya Ibrahim bin Abdurrahim Al-Khudriy
6. Al-Umdah fi I'dadil uddah, karya Abdul Qadir bin Abdul Aziz
7. Ar-Rahiqul Makhtum, karya Shafiyur Rahman Al-Mubarakfuriy
8. Dzahiratul Irja', karya Shafar bin Abdurrahman Al-Hawaliy
Read More..