Kamis, 18 Februari 2010

Mengharap Berkah Menuai Dosa

Fenomena tabarruk bukanlah suatu hal yang tabu lagi di lingkungan kita. Mulai dari mencari berkah terhadap orang-orang yang dianggap shaleh, sampai pada segundukan tanah yang tak mampu berbuat apa-apa. Bahkan, ada diantara mereka yang mencari berkah kepada binatang dengan memperebutkan kotorannya. Meski perbuatan ini tidak bisa diterima secara akal sehat, namun begitulah kenyataan yang merebak lingkungan kita. Bahkan perbuatan ini telah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang mereka.Pada dasarnya tujuan mereka baik yaitu mencari keberkahan. Namun dikarenakan kejahilan mereka hingga bukannya berkah yang didapat tapi justru dosa dan kemurkaan dari Allah. Mereka mengaharapkan sesuatu namun tidak menapaki jalan yang menuju kepadanya. Pepatah arab mengatakan:
تَرْجُوا النِّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا... إِنَّ السَّفِيْنَةَ لَا تَجْرِي عَلَى الْيَبَسِ
"engakau merharapkan keberhasihlan namun tidak menuju jalan kepadanya.. sesungguhnya bahtera itu tidak akan berlayar diatas daratan".
Tidak selamanya keinginan akan terwujud, terlebih ketika seseorang salah dalam meniti jalan yang seharusnya ia tempuh. Demikian juga halnya mereka yang ingin mendapatkan keberkahan namun tidak meniti jalan yang diajarkan oleh syar'i. kerena pada hakikatnya tabaruk itu terbagi menjadi dua, yaitu tabarruk yang diperbolehkan dan tabarruk yang dilarang. Sudah barang tentu bahwa perbuatan yang dilarang tidak akan menghantarkan seseorang pada keberhasilan namun justru sebaliknya.
Tabarruk yang diperbolehkan adalah, mengambil berkah kepada Rasulullah saw pada saat baliau masih hidup. Adapun sepeninggal beliau maka bertabarruk kepada kuburannya merupakan perbuatan bid'ah yang diharamkan. Tabarruk semacam ini pernah dilakukan oleh para sahabat rasulullah saw. Mereka berebut sisa minuman Rasulullah saw bahkan berebut keringat beliu yang wangi. Sedangkan tabarruk yang banyak dilakukan oleh kebanyakan orang saat ini adalah tabarruk yang diharamkan. Sebagaiman mereka yang berebut dengan sisa makanan dan minuman para kiyai, dan kuburan-kuburan yang mereka anggap keramat terlebih lagi seekor kerbau yang tidak mempunyai akal.
Lantas bagaimanakan seharusnya seseorang mencari berkah pada saat ini? Padahal rasulullah saw telah wafat? Menurut saya, keberkahan hidup tidak hanya didapatkan dengan cara-cara seperti di atas. Karena sebenarnya cukuplah seseorang beriman dan mengerjakan segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt maka ia akan mendapatkan keberkahan di dunia dan akhirat. Bukankah allah telah menjanjikan keberkahan hidup bagi orang beriman dalam firmanNya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (Qs. Al-Araf: 96)

0 komentar: